Friday, December 30, 2005

Rasulullah SAW

Rasulullah SAW tidak meninggalkan perkara dari berbagai macam perkara dunia maupun akhirat, melainkan beliau meletakkan cara dan jalannya. Siapa yang mengikuti beliau sebagai orang yang taat kepada Allah dan Rasul-Nya, maka dia mendapatkan surga. Namun siapa yang berpaling, sedang dia termasuk orang-orang yang terpedaya dan durhaka kepada Allah serta Rasul-Nya, maka dia mendapatkan neraka.

Rasulullah SAW sudah meletakkan landasan dan pijakan ilmu medis yang kuat.
Perkataan beliau merupakan wahyu yang diwahyukan

Daftar Pustaka

Aiman Bin Abdul- Fattah, Pengobatan & Penyembuhan Menurut Wahyu Nabi SAW,Pustaka As-Sabil, Jakarta, 2004.

Ibnu Qayyim Al- Jauziyah,Metode Pengobatan Nabi SAW,Penerbitan Griya Ilmu, Jakarta,2004.

Yazid Bin Abdul Qadir Jawas,Ruqyah Mengobati Guna- Guna dan Sihir, Menurut al-Quran dan as-Sunnah yang Shahih,Pustaka Imam Asy-Syafi’i, Bogor,2004.

Al-Quran dan Penyembuhan

Pentingnya Penyembuhan Dengan Al-Quran Dan As-Sunnah

Tidak diragukan lagi bahwa penyembuhan dengan Al-Quran dan dengan apa yang ditegaskan oleh Nabi SAW berupa Ruqyah
(Ruqyah jama’nya adalah ruqaa, yaitu bacaan-bacaan untuk
pengobatan yang syar’I (yaitu berdasarkan pada riwayat yang shahih, atau sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang telah disepakati oleh para ulama)

Allah SWT berfirman,
“Katakanlah: ‘Al-Quran itu adalah petunjuk dan penawar bagi orang-orang yang beriman.’”
(QS. Fushilat:44)

“Dan Kami turunkan dari Al-Quran sesuatu yang menjadi penawar dan rahmat bagi orang-orang yang beriman.”
(QS. Al-Israa’: 82)

Pengertian “dari al-Quran”, pada ayat diatas adalah al-Quran itu sendiri. Karena al-Quran secara keseluruhan adalah penyembuh, sebagaimana disebutkan ayat di atas.


Obat Dan Penyembuhan Yang Dilarang Nabi SAW

Firman Allah,
“Apa yang diberikan Rasul kepadamu maka terimalah dia. Dan apa yang dilarangnya bagimu maka tinggalkanlah.”
(Al-Hasyr:7)
Meskipun Nabi SAW sudah melarang melakukan penyembuhan denga hal-hal yang diharamkan dan obat-obat yang kotor, buruk dan beracun, toh masih ada orang di zaman sekarang yang menyalahi sabda beliau , lalu dia melakukan penyembuhan dengan hal-hal yang diharamkan, seperti penggunaan racun ular atau dengan menggunakan bagian-bagian tubuh binatang yang diharamkan.

Dari Ibnu Mas’ud ra., dia berkata “Sesungguhnya Allah tidak menjadikan kesembuhan kalian pada sesuatu yang diharamkan atas kalian.”
Diriwayatkan Abu Daud, At-Tirmidzy dan Ibnu Majah. Al-Albany menshahihkannya.

Dari Abu Hurairah ra., Dia berkata, “Nabi SAW melarang penggunaan obat yang buruk.”
Diriwayatkan Abu Daud dan An-Nasa’y. Al-Albany menshahihkannya dalam Shahihul-Jami’, 6878
Yang dimaksudkan buruk atau al-khabits di sini ialah obat yang beracun atau racun itu sendiri.

Dari Abu Hurairah ra., Rasulullah SAW bersabda,
“Barangsiapa menghisap racun, maka racunnya ada di tangannya dan dia akan menghisapnya di neraka Jahannam, kekal dan dikekalkan di dalamnya selama-lamanya.”
Muttafaq Alaihi;Al Bukhary,5778;Muslim,109.

Siapakah Selain Allah yang Mampu Memenuhi Keperluan Orang yang Berdoa untuk Mengenyahkan Kesulitan?

Firman Allah,
“Atau siapakah yang memperkenankan (doa) orang yang dalam kesulitan apabila ia berdoa kepadanya, dan yang menghilangkan kesusahan dan yang menjadikan kalian (manusia) sebagai khalifah di bumi? Apakah di samping Allah ada tuhan (yang lain)? Amat sedikitlah kalian mengingat (Nya)?”
(An-Naml: 62)

Wahai saudaraku karena Allah, ketahuilah bahwa berdoa disertai keyakinan, sabar dan ridha menjadi sebab kesembuhan, bahkan itu merupakan kesembuhan yang paling kuat.
Dari Salman Al-Farisy ra., dari Nabi SAW, beliau bersabda,
“Sesungguhnya Allah Mahahidup dan Maha Pemurah. Dia malu sekiranya ada seseorang menengadahkan kedua tangannya, menarik tangannya dalam keadaan hampa tanpa hasil.”
Diriwayatkan At-Tirmidzy, disebutkan dalam Shahihul-Jami’,1757, ini hadits shahih

Firman Allah,
“Dan, apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah) bahwa Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah) Ku dan hendaklah mereka beriman kepadaKu, agar mereka selalu berada dalam kebenaran.”
(Al-Baqarah:186)

Demi Allah, siapa yang berdoa kepada Allah dengan disertai keyakinan doanya akan dikabulkan, tanpa merasa memerlukan selain Allah, menghampiri pintu Allah dan mengetuknya, menelungkup di hadapan-Nya, niscaya Allah akan memenuhi segala keperluannya, dan itulah yang pasti terjadi.



Kesembuhan yang Berasal dari Wahyu Penutup Para Nabi

Rasulullah SAW bersabda,
“Setiap penyakit ada obatnya.”
Shahih Muslim,2204

“Allah tidak menurunkan penyakit melainkan Dia juga menurunkan obat baginya.”
Shahihul-Jami’,5558. Ini hadits shahih

“Dzat yang menurunkan penyakit, juga yang menurunkan kesembuhan menurut kehendak-Nya.”
Diriwayatkan Al-Hakim dalam Al-Mustadrak, disebutkan dalam Shahihul-Jami’,1688. Ini hadits shahih.

Sesungguhnya penyakit adalah sebagian dari hakikat. Begitu pula kesembuhan. Tapi analisis dan diagnosis terhadap jenis-jenis penyakit, merupakan perkara yang tidak mengenal kata akhir.

Rasulullah SAW bersabda,
“Sesungguhnya Allah baik dan tidak menerima kecuali yang baik-baik.”
Shahih Muslim, 1015
Setiapkali Allah meninggalkanperkara yang baik, maka Dia juga meletakkan jalan dan caranya. Karena itulah Dia mengutus kekasih-Nya, Muhammad SAW agar menerangi jalan di hadapan kita dengan petunjuk Al-Kitab dan As-Sunnah, agar kita termasuk golongan orang-orang yang memiliki roh yang baik.

Tentang Sihir...

Sihir

Hakikat sihir
Sihir menurut bahasa berarti sesuatu yang halus dan tersembunyi.

Abu Muhammad al-Maqdisi berkata:
“Sihir adalah jimat- jimat, jampi-jampi, mentera-mentera dan buhul-buhul (yang ditiup) yang dapat berpengaruh pada hati dan badan. Maka sihir dapat menyakiti, membunuh, dan memisahkan suami dengan isterinya.”

Allah SWT berfirman:
“Maka mereka mempelajari dari keduanya apa yang dengan sihir itu mereka dapat menceraikan antara seorang suami dangan isterinya….”
(QS. Al-Baqarah:102)

Menurut Ibnul-Qayyim, sihir merupakan rangkaian dari berbagai pengaruh roh-roh jahat dan pengaruh kekuatan tabiat yang berasal dari roh jahat.

Sihir merupakan persekongkolan antara tukang sihir dengan syetan. Caranya, tukang sihir melakukan sebagian dari hal-hal yang yang diharamkan atau berupa perbuatan syirik, sebagai transaksi agar syetan mau membantunya dan tunduk untuk menuruti segala permintaanya.

“Dan bahawasanya ada beberapa laki-laki di antara manusia meminta perlindungan kepada beberapa laki-laki di antara jin, maka jin-jin itu menambah bagi mereka dosa dan kesalahan.”
(Al-Jinn:6)

Rasulullah SAW bersabda,
“Sesungguhnya syetan merasuk ke dalam diri anak Adam mengikuti aliran darah.”
Shahih Al-Bukhary,2039

Rasulullah SAW melarang praktik ini, termasuk pula orang yang meyakini praktik sihir. Beliau bersabda,
“Tidak akan masuk surga orang yang memerah khamr, mempercayai sihir dan orang yang memutuskan hubungan kekeluargaan.”
Diriwayatkan Ibnu Hibban, menurut Syaikh Al-Albany, ini hadits hassan. Lihat Bulughul-Maram,291.

“Barangsiapa mendatangi dukun atau tukang ramal lalu membenarkan perkataannya, berarti dia telah mengufuri apa yang diturunkan kepada Muhammad.”
Dishahihkan Al-Albany dalam Bulughul-Maram, 285.

Sihir, guna-guna dan selainnya tidak akan mengenai seseorang kecuali dengan izin Allah SWT

Allah SWT berfirman,
“Dan mereka itu (ahli sihir) tidak memberi mudharat dengan sihirnya kepada seorang pun kecuali dengan izin Allah.”
(QS. Surah Al-Baqarah: 102)

Minyak Zaitun Dan Pengobatan Yg Lain

Rahasia dan Kehebatan Minyak Zaitun

Nabi SAW menyampaikan nasihat agar mengkonsumsi minyak zaitun dan menjadikannya sebagai minyak oles. Untuk pertama kalinya dalam sejarah, pada tanggal 21 April 1997 diselenggarakan pertemuan di Roma, yang dihadiri 16 pakar medis paling terkenal di dunia.

Mereka mengupas, mengkaji dan mengeluarkan satu keputusan penting tentang minyak zaitun.

Dalam siaran persnya, mereka menegaskan bahwa minyak zaitun dapat melindungi serangan penyakit arteriole (saluran darah kecil di hepar/liver) dan menghambat naiknya kolesterol darah, tekanan darah dan diabetes, sebagaimana ia melindungi serangan sebagian penyakit kanker.

Minyak zaitun dan kolesterol

Berbagai penelitian sudah menegaskan , sehinga tidak ada peluang untuk meragukannya, bahwa minyak zaitun dapat menurunkan tingkat kolesterol LDL dan meningkatkan kolesterol HDL, tanpa menimbulkan dampak negatif terhadap kolesterol yang bermanfaat

Beberapa Jenis Obat dan Contoh Pengobatan ala-Nabi

Al-Kam’ah dan Itsmid
Sebagai celak untuk Melindungi Mata

““Al-Kam’ah termasuk jenis manna, yang airnya dapat menyembuhkan sakit mata."
Muttafaq Alaihi;Al Bukhary,5708; Muslim,2049
Al Kam’ah- nama latinnya adalah truffle, dari jenis cendawan atau jamur
Itsmid- nama latinnya adalah antimony(jenis batu hitam atau kebiru-biruan)Talbinah
(air rebusan biji gandum)

“Talbinah melegakan sanubari orang yang sakit dan menghilangkan sebagian kesedihan.”
Muttafaq Alaihi; Al Bukhary,5417 : Muslim, 216.

Al-‘Ud Al-Hindy atau Al-Qusthul- Bahry

“Hendaklah kalian menggunakan al-‘udul-hindy ini, kerana di dalmnya terdapat tujuh macam penyembuhan, di antaranya untuk menyembuhkan radang selaput dada, digunakan sebagai gurah (dimasukkan ke hidung) untuk mengobati sakit tenggorokan dan ia diteteskan di pinggir mulut untuk mengobati radang selaput dada.”
Shahih Al Bukhary. 5692


Petunjuk Nabi SAW Melakukan Terapi Demam

Diriwayatkan dengan Shahih Al-Bukhari dan Muslim, dari Nafi, dari Ibnu Umar bahwa Nabi SAW pernah bersabda:

“Sesungguhnya demam itu atau demam yang berat itu berasal dari uap api Jahannam. Maka dinginkanlah dengan air.”

“Jangan mencela demam. Kerana demam dapat menghapuskan dosa sebagaimana api melenyapkan karat pada besi.”
Hadis senada juga dikeluarkan oleh Muslim dari Jabir ra.

Petunjuk Nabi SAW Dalam Terapi Penyakit Perut Melilit

Minum madu,
“Hendaknya kalian menggunakan dua macam obat: madu dan Al-Quran.”
Dikeluarkan oleh Ibnu Majah dan Al-Hakim dalam Shahih-nya.

Petunjuk Nabi SAW Dalam Pengobatan Kolera Dan Cara Pencegahannya.

Dalam Shahih Al-Bukhari dan Muslim diriwayatkan dari Amir bin Saad bin Abi Waqqash, dari ayahnya bahwa ia pernah mendengar sang ayah bertanya kepada Usamah bin Zaid: “ Apa hadits yang pernah engkau dengar dari Rasulullah SAW berkaitan dengan penyakit kolera?” Usamah menjawab: Rasulullah SAW pernah bersabda:
“Kolera adalah hukuman yang dikirimkan oleh Allah terhadap sebagian kalangan Bani Israil dan orang-orang sebelum kalian. Kalau kalian mendengar ada wabah kolera di suatu negeri, janganlah kalian memasuki negeri tersebut. Namun bila kolera itu mewabah di negeri kalian, janganlah kalian keluar dari negeri kalian demi menghindari penyakit itu.”

Dalam Shahih Al-Bukhari dan Muslim diriwayatkan dari Hafshah binti Sirin bahwa ia menceritakan: Anas bin Malik berkata: Rasulullah SAW bersabda:
“Kolera adalah mati syahid bagi setiap muslim.”
Dikeluarkan oleh Ahmad dalam Musnad-nya.


Petunjuk Nabi SAW Dalam Mengobati Epilepsi

Penyakit Epilepsi ada dua macam:

1.Epilepsi kerana pengaruh ghaib yang merusak dalam tubuh.
2.Epilepsi kerana unsur merusak dalam tubuh.

~Lalu muncullah kalangan pakar medis yang akhirnya hanya mengakui keberadaan epilepsi jenis kedua sahaja.

Setiap orang yang mengenal ruh dan pengaruhnya, pasti akan mentertawakan kebodohan mereka, kerana betapa lemahnya akal mereka. Teori terapi untuk jenis pertama ini ada dua sisi: satu sisi

dari pihak si sakit, dan sisi yang lain dari pihak tenaga medis. Sisi yang berasal dari si sakit adalah sugesti dan kekuatan bermunajat hanya kepada Sang Pencipta dari seluruh ruh dan keghaiban. Lalu memohon perlindungan secara benar kepada sandaran hati dan lisan. Itu sama halnya dengan pemberantasan.

Pemberantasan harus menggunakan senjata, dan itu hanya sempurna dengan dua hal:
Pertama, senjatanya harus tepat dan bermutu baik.
Kedua, lengan yang memegang senjata itu harus kuat.

Bila salah satu dari dua hal itu tidak terpenuhi, senjata itu tidak akan banyak berfungsi. Apalagi bila kedua-duanya tidak terpenuhi. Yakni kondisi hati yang rusak tauhidnya, rusak rasa tawakal dan ketakwaannya serta ketaatannya, dan ia tidak memiliki senjata!!

Sisi kedua,
Dari pihak tenaga medis.
Pihak tenaga medis juga harus memiliki kedua syarat tersebut. Sampai-sampai sebagian thabib hanya perlu mengucapkan: “Keluar!” atau menyebut nama Allah, atau mengucapkan: “Laa haula wa laa quwwata illa billah.”
Nabi SAW sendiri pernah (saat mengobati penyakit ini) hanya mengucapkan:
“Keluarlah, wahai musuh Allah!! Aku ini Rasulullah.”
Diriwayatkan oleh Abu Daud, dari Ummu Abban.



~ Beliau juga biasa mengobati dengan ayat Al-Kursi. Beliau juga menyuruh si sakit untuk membacanya, demikian juga orang yang mengobatinya, di samping juga membaca Al-Muawwidzatain.


Petunjuk Nabi SAW Dalam Mengobati Pusing Dan Migrain.

Diriwayatkan oleh Al-Bukhari dalam Tarikh-nya dan oleh Abu Daud dalam As-Sunan bahwa Rasulullah SAW setiap kali ada orang yang datang menemui beliau menceritakan sakit kepalanya, pasti beliau bersabda: “Bekamlah.” Dan setiap kali orang menceritakan sakit di kakinya kepada beliau, beliau berkata: “Gunakan inai untuk membalutnya.”

Petunjuk Nabi SAW Dalam Terapi Dengan Tidak Memberikan Makanan Dan Minuman Yang Tidak Disukai Pasien, Meski Tidak Menolaknya.

Diriwayatkan oleh At-Tirmidzi dalam Jami’-nya, juga oleh Ibnu Majah dari Uqbah bin Amir Al-Juhani bahwa ia menceritakan:

Rasulullah SAW bersabda:
“Jangan paksa orang-orang sakit untuk menyantap makanan atau minuman tertentu. Allah yang akan memberi makan dan minum.”


Petunjuk Nabi SAW Dalam Terapi Hepatitis

Diriwayatkan oleh Abu Daud dalam Sunan-nya dari hadits Mujahid, dari Saad bahwa ia menceritakan:
“Aku pernah sakit. Rasulullah SAW datang menjengukku. Beliau meletakkan tangannya di atas dadaku sehingga aku merasakan dingin tangan beliau di dadaku. Beliau berkata: “Engkau terserang hepatitis. Temuilah Al- Harts bin Kaldah dari Tsaqif. Ia seorang Ahli Pengobatan. Suruh dia mengambil tujuh buah kurma Ajwah dari Al-Madinah, tumbuk dengan biji-bijinya, kemudian suruh dia mencekokkannya ke dalam mulutmu.”

Dalam Shahih Al-Bukhari dan Muslim disebutkan hadits Amir bin Saad bin Abi Waqqash, dari ayahnya (Saad bin Abi Waqqash) bahwa ia menceritakan: “Rasulullah SAW pernah bersabda:
“Barangsiapa yang di pagi hari menyantap tujuh buah kurma Aliyyah, tidak akan terkena bahaya racun maupun sihir pada hari tersebut.”
Dalam lafal lain disebutkan:
“Barangsiapa yang menyantap tujuh buah kurma antara bagian pinggir yang sudah menghitam (yang dimaksudkan di sini adalah dua sisi kurma yang sudah menghitam dan mengeras kerana saking tuanya) kerana tuanya, maka ia tidak akan terkena racun hingga sore harinya.”
Dikeluarkan oleh Abu Daud dan Ahmad

Madu,Sifat dan Dalil-Dalilnya...

Madu

Pada beberapa tahun kebelakangan ini banyak bermunculan hasil penelitian dan uji coba sehubungan dengan madu, yang kemudian dimuat di berbagai majalah, di antaranya;

Kuman Tidak Mampu Melawan Madu

Ini merupakan judul sebuah artikel di Majalah Dis Lancet Infect edisi Febuari 2003, yang ditegaskan oleh Dr. Dixon tentang efektivitas madu yang sangat kuat dalam menguasai berbagai macam kuman, sehingga kuman-kuman itu tidak mampu berhadapan dengan madu. Lalu peneliti ini mengajak untuk menggunakan madu sebagai penyembuh infeksi dan luka bakar.

Berbagai penelitian ilmiah juga mengisyaratkan bahwa kandungan fisikal dan kimiawi dalam madu, seperti kadar keasaman dan pengaruh osmotic, memainkan peranan yang sangat urgen untuk membunuh kuman-kuman. Di samping itu, madu memiliki inflammatory activity anti, kandungan khusus yang untuk melawan peradangan dan infeksi, serta membangkitkan reaksi pencegahan di dalam luka bakar.



Penggunaan Madu Untuk Antiinfeksi

Dalam Majalah Ann Plast. Surg., edisi bulan Febuari 2003, dimuat sebuah kajian dan uji coba terhadap 60 orang Belanda yang terkena luka dalam dengan beberapa jenisnya, meliputi 21 orang dengan luka lama, 23 orang dengan luka sedang dan 16 orang dengan luka baru karena terkena benda tajam.
Para peneliti menegaskan bahawa penggunaan madu sangat mudah bagi setiap orang yang sakit atau terluka kecuali satu orang saja. Yang pasti, madu cepat membersihkan luka dan tidak menimbulkan efek samping ketika ia digunakan untuk menyembuhkan luka.
Para peneliti di majalah Arch Surgery menganjurkan penggunaan madu sebagai pencegah pembekakan luka ketika ada tumor yang menyerang.

Madu Dan Diabetes

Madu justru mampu menurunkan kadar gula dalam darah orang yang terkena sakit gula darah atau kencing manis atau diabetes. Beberapa bukti menguatkan bahwa di dalam madu terdapat unsur oksidasi yang menjadikan penguraian gula di dalam darah lebih mudah, yang tidak membuat kadar gula semakin bertambah tinggi.



Bahan Kandungan Madu
Air (17.2%)
Levulosa (38,2%)
Dekstrosa (31,3%)
Sukrosa (1,3%)
Dekstrin dan Gum (1,5%)
Vitamin dan Mineral (0,2%)
Bahan-bahan lain:
lakton (7,1%), abu (0,2%), nitrogen (0,04%), enzim diastase dan enzim-enzim lainnya (20,8%).
Madu juga mengandung asam-asam amino, dan inhibin (antibiotik).

Mineral Dalam Madu

Kandungan mineral yang terdapat dalam madu alam, tergantung dari mana sari buah yang dihisap oleh lebah penghasil madu tersebut ditanam pada tanah yang banyak kandungan mineral apa. Sehingga banyaknya kandungan zat besi, tembaga dan mangan akan menjadikan madu berwarna gelap, sementara zat besi erat hubungannya dengan pewarnaan darah (haemoglobin).

MADU:KHASIAT dan MANFAAT

KHASIAT:
antibakterial, antiviral, antiradang, ekspektoran, antikarsinogenik, laksatif ringan, antianemia, dan tonikum
MANFAAT:
Umum: meningkatkan daya tahan tubuh terhadap gejala flu, mengatasi berbagai infeksi, memulihkan energi


Khusus: mengatasi gangguan fungsi dan radang pada sistem pencernaan, pernafasan, jantung dan sirkuasi darah, sistem saraf, sistem urinari; mengatasi gangguan jiwa (stress), radang kulit, dll.

“Kesembuhan ada pada tiga macam: Minum madu, sayatan alat hijamah dan sundutan api, namun aku melarang umatku melakukan sundutan api.”
Shahih Al Bukhary.5680

“Kalaulah dalam sesuatu di antara obat-obat kalian ada kesembuhan, maka hal itu ada pada minum madu atau sayatan alat hijamah atau sundutan dengan api, tapi aku tidak suka sundutan.”
Shahih Al Bukhary, 5702

Dari Abu Sa’id, bahwa ada seorang lelaki menemui Nabi SAW, seraya berkata, “Saudaraku sakit dibagian perutnya.”
Maka Beliau bersabda,
“Beri dia madu!”
Orang itu datang untuk kedua kalinya. Maka beliau bersabda,
“Beri dia madu!”
Orang itu datang untuk ketiga kalinya. Maka beliau bersabda,
“Beri dia madu!”
Kemudian orang itu datang lagi seraya berkata,
“Aku sudah melakukannya.”
Beliau bersabda, “Allah benar dan perut saudaramu yang tidak beres. Beri dia madu!”
Setelah diberi madu untuk keempat kalinya, maka dia pun sembuh.
Muttafaq Alaihi; Al-Bukhary,5684; Muslim, 2217

“Dari perut lebah itu keluar minuman (madu) yang bermacam-macam warnanya, di dalamnya terdapat obat yang menyembuhkan bagi manusia. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda (kebesaran Rabb) bagi orang-orang yang memikirkan.”
(An-Nahl: 69).

Hijamah,Sejarah dan Dalil-Dalilnya

Sekilas tentang Sejarah Hijamah Dan Wasiat Hijamah
(Bekam/Blood Cupping)

Bekam merupakan salah satu warisan perubatan Islam yang dianjurkan oleh Rasulullah SAW.

Definisi Bekam, Al-Hijamah

Kata al-hijmu berarti pekerjaan al-hajjam, tukang bekam. Al-Hijmu berarti mengisap atau menyedot. Al- Hajjam sama dengan al-mashshash, tukang menghisap, tukang bekam.
Al- Mihjam atau al-mihjamah merupakan gelas yang digunakan untuk menampung darah yang dikeluarkan dari kulit pasien, atau gelas untuk menghimpun darah hijamah.

Kesimpulan definisi hijamah menurut bahasa ialah ungkapan tentang menghisap darah dan mengeluarkannya dari permukaan kulit, yang kemudian ditampung di dalam gelas mihjamah, yang menyebabkan pemusatan dan penarikan darah di sana, lalu dilakukan penyayatan kulit dengan pisau bedah, guna untuk mengeluarkan darah.

Perbandingan Laborat antara Darah Pembuluh dengan Darah Hijamah

Al-Allamah Muhammad Amin Syaikhu, yang melakukan penelitian tentang hijamah,
“Rahasia mekanisme kesembuhan kerana hijamah terletak pada pembersihan tubuh dari darah kotor yang menghambat peranan tubuh dalam melaksanakan tugas-tugasnya secara sempurna, sehingga membuat tubuh itu menjadi sasaran empuk berbagai jenis penyakit.”

Untuk mengungkap makna ungkapan di atas (membersihkan tubuh dari darah kotor), sekelompok pakar laboratorium melakukan penelitian terhadap darah yang keluar karena hijamah, yaitu dari bagian pundak atau punggung atas. Mereka membandingkannya dengan darah alami dari pembuluh darah beberapa orang yang menjalani hijamah, sesuai dengan prinsip-prinsipnya yang benar, agar diketahui bagaimana hasil tes antara keduanya. Dari pengujian dan tes ini dapat disimpulkan hasilnya sebagai berikut:

1. Darah hijamah menghimpun sepersepuluh kadar sel darah putih yang ada dalam darah alami. Itu terjadi dalam setiap kondisi tes tanpa ada pengecualian. Hal ini menunjukkan bahwa hijamah dapat menjaga unsur organ immunity dan bekerja untuk menguatkannya.

2. Pada puncak sel darah merah, maka semua sel darah merah memiliki bentuk yang ganjil. Artinya, ia tidak mampu melaksanakan tugasnya . Dari sini tampak jelas bahwa hijamah dapat menghilangkan sel-sel darah merah yang kotor dan darah yang tidak diinginkan keberadaannya, sehingga yang tersisa di tubuh adalah sel-sel darah putuih. Di satu sisi pengambilan darah secara langsung dari pembuluh darah dapat menghilangkan pembentuk darah yang bermanfaat (HDL), sementara sel-sel darah merah yang mestinya dibuang (LDL), masih tetap ada.

3. Volume pengikat zat besi yang ada dalam darah hijamah sangat tinggi (550-1100). Ini menunjukkan bahwa hijamah mampu menyisakan zat besi didalam tubuh, tanpa keluar bersama darah yang dikeluarkan kerana pengobatan dengan hijamah.

Hadis-hadis tentang hijamah

“Kalaulah dalam sesuatu dari apa yang kalian pergunakan untuk berobat adalah baik, maka hal itu adalah hijamah.”
Shahih Sunan Abi Daud, Al Albany, 2/731

“Sebaik-baik pengobatan yang kalian lakukan adalah hijamah.”
Hadits Shahih menurut syarat Asy-Syaikhany, Al Albany menshahihkannya dalam As-Silsilah As- Shahihah, 1053. Lihat pula Musnad Ahmad.

“Pengobatan yang paling utama yang kalian lakukan adalah hijamah.”
Muttafaq Alaihi; Al Bukhary, 5696; Muslim,1577

Para malaikat pun menyampaikan wasiat hijamah. Rasulullah SAW bersabda,

“Pada malam aku diisra’kan, aku tidak melewati sekumpulan malaikat kecuali mereka berkata, ‘Wahai Muhammad, suruhlah umatmu melakukan hijamah’.”
Diriwayatkan Ibnu Majah dan At-Tirmidzy, disebutkan dalam Shahihul-Jami’,5671,5672.

“Aku diberitahu Jibril bahwa hijamah adalah cara pengobatan yang paling bermanfaat untuk manusia.”
Shahihul Jami’, 218, Menurut Al Albany, ini hadis Shahih

Jadi, para malaikat pun menyampaikan kepada Nabi SAW tentang keutamaan hijamah. Lalu siapakah yang memberitahukan keutamaan hijamah itu kalau bukan Allah? Siapakah yang mengetahui hal gaib kalau bukan Allah?

Inilah yang dapat kami pahami dari sabda Nabi SAW. Kemudian ketika hal itu kami praktikkan, maka kami melihat keajaiban yang mencengangkan, yang tidak dibenarkan kecuali oleh hati yang dipenuhi keyakinan, lalu lidahnya berucap, “Benar engkau wahai Rasulullah, tentang apa yang engkau beritakan.”

Banyak penyakit yang tidak mampu ditangani oleh ilmu medis modern dan para dokter angkat tangan untuk menyembuhkannya. Tapi justru penyakit itu sembuh berkat pengobatan ala-Nabi.
Hal yang sama juga disaksikan orang-orang non Muslim. Ada seorang yahudi Amerika yang jatuh sakit terkena kanker tulang. Para pakar medis yang menanganinya memvonis bahwa ia harus menjalani amputasi. Tapi setelah dia menjalani pengobatan ala-Nabi, maka Allah memberikan kesembuhan kepadanya, sehingga dia menyatakan masuk Islam.

Dengan begitu hijamah menjadi sebab kesembuhan badan dan bahkan menjadi kesembuhan hati. Sungguh benar apa yang disabdakan Rasulullah SAW.

Hak Berobat....Kesembuhan

Berobat

Rasulullah SAW bersabda:
“Sesungguhnya Allah Azza wa Jalla tidak menurunkan penyakit melainkan Dia juga menurunkan obatnya, yang akan diketahui siapa pun yang mengetahuinya, Jika suatu obat dapat menyembuhkan penyakit, maka orang yang sakit akan sembuh dengan seizin Allah.”

“Berobatlah kalian wahai hamba-hamba Allah, kerana Allah Ta’ala tidak menciptakan penyakit melainkan juga menciptakan obatnya, kecuali satu penyakit saja yaitu penyakit tua.”
Sunan Abu Daud. Menurut Syaikh Al-Albany, ini hadits shahih. Lihat Shahihul-Jami,2930.

Dari Ibnu Abbas ra., bahwa ada seorang lelaki bangkit menghampiri Rasulullah SAW seraya bertanya, “Wahai Rasulullah, apakah berobat ada manfaatnya, toh sudah ada takdir?”
Rasulullah SAW menjawab,
“Obat juga termasuk takdir. Ia bermanfaat bagi siapa pun yang dikehendakinya dengan apa yang dikehendakinya.”
Shahihul-Jami’ Al-Albany,3416. Syaikh menghasankannya.
Nabi telah menjawab pertanyaan mereka dengan jawaban yang komplit dan tuntas: “ Semua obat-obatan itu, ruqyah dan imunisasi adalah termasuk takdir Allah.” Tidak ada sesuatu pun yang keluar dari takdir-Nya. Takdir Allah dapat berubah dengan takdir-Nya pula. Perubahan itu sendiri juga termasuk takdir-Nya. Maka tidak ada jalan untuk keluar dari takdir-Nya dengan cara apapun.
Ath-Thibb An-Nabawy

Kesembuhan

Dari Ibnu Abbas ra., Rasulullah SAW bersabda,
“Kesembuhan ada pada tiga macam: Minum madu, sayatan alat hijamah atau sundutan api. Namun aku melarang umatku melakukan sundutan api.”
Shahih Al Bukhary,5680.

Al Bukhary meriwayatkan dari Aisyah Radhiyallahu Anha, bahwa dia pernah mendengar Nabi SAW bersabda,
“ Dalam Habbatus Sauda’ terkandung kesembuhan untuk segala penyakit,kecuali as-sam.” Aku bertanya, “Apa as-sam itu?” Beliau menjawab, “Kematian.”
Shahih Al Bukhary, 5687

“Tidak ada satu pun penyakit melainkan dalam habbatus sauda’ terdapat kesembuhan baginya, kecuali kematian.”
Shahih Muslim, 2251

Manakah Ilmu Kedokteran dan manakah Dokter?

“Hai orang-orang yang beriman, penuhilah seruan Allah dan seruan Rasul apabila Rasul menyeru kamu kepada suatu yang memberikan kehidupan kepada kamu, dan ketahuilah bahawa sesungguhnya Allah membatasi antara manusia dan hatinya dan sesungguhnya kepada-Nyalah kamu dikumpulkan.”
(Al-Anfal: 24)

Manakah Ilmu Kedokteran dan manakah Dokter?

Ada seseorang pernah berkata kepada Nabi SAW, “Aku adalah orang yang dapat mengobati.” Maka beliau bersabda,
“Allahlah yang dapat mengobati. Yang lebih tepatnya, engkau adalah rafiq (pendamping), sedangkan yang mengobati adalah yang menciptakannya.”
As-Silsilah Ash-Shahihah, 1537. Al-Albany menshahihkannya. Diriwayatkan Abu Daud, 3674 dan Ahmad, 16843.

Ilmu Kedokteran dan penyembuhan termasuk salah-satu sebab kesembuhan. Sementara kita diwajibkan untuk mengambil sebab. Sebab penyembuhan yang paling agung dan akurat adalah berasal dari wahyu langit, yaitu pengobatan ala-Nabi yang mulia, Ath-Thibbun-Nabawy Asy-Syarif.
Pengobatan harus didasarkan kepada Aqidah Islam. Dengan kata lain, bahwa Allah yang menguasai alam ini, bahwa di Tangan-Nyalah terdapat kesembuhan, bahwa Dialah yang memberikan kesembuhan atau menahannya bagi manusia.


Ibrahim Alaihis-Salam berkata, “Dan apabila aku sakit, Dialah yang menyembuhkan aku.”
(Asy-Syu’ara’:80).

Beliau menetapkan dan menegaskan satu hakikat dan aqidah yang tidak boleh lepas dari hati orang Muslim.

Ath-Thibb An Nabawy (Pengobatan ala-Nabi)

Ibnu- Qayyim berkata, “Pengobatan ala- Nabi tidak seperti layaknya pengobatan para ahli medis. Pengobatan ala-Nabi dapat diyakini dan bersifat pasti, bernuansa Ilahy, berasal dari wahyu dan misykat nubuwah serta kesempurnaan akhlak. Sementara pengobatan lainnya lebih banyak bersifat praduga, kira-kira dan berdasarkan eksperimen.
Lain halnya dengan pengobatan ala- Nabi, yang keefektifannya langsung diterima, disertai dengan keyakinan akan kesembuhannya dan kesempurnaan penerimaannya berdasarkan iman dan kepasrahan.

Al-Quran menjadi kesembuhan bagi penyakit di dalam dada, jika tidak diterima dengan cara itu, maka ia tidak akan menyembuhkan penyakit di dalam dada.

Nabi SAW Menjelaskan Obat Kepada Orang Lain

Penjelasan Nabi SAW tentang obat di hadapan orang yang sakit, berdasarkan wahyu yang beliau terima.



Firman Allah,
“Dan tiadalah yan diucapkannya itu (Al-Quran) menurut kemauan hawa nafsunya. Ucapannya itu tiada lain hanyalah wahyu yang diwahyukan (kepadanya).”
(An-Najm:3-4)

Pengobatan ala-Nabi tiada lain merupakan wahyu yang berasal dari Ath-Thabib Azza wa Jalla, disampaikan kepada Al- Habib Nabi SAW

Ibnul Qayyim berkata, “Membandingkan pengobatan para pakar pengobatan dengan pengobatan Rasul Allah SAW, sama dengan membandingkan pengobatan orang-orang yang lemah dengan pengobatan mereka. Para pemuka mereka pun sudah mengakui hal ini. Pengetahuan yang mereka miliki tentang pengobatan, ada yang berkata bahwa itu merupakan analogi, eksperimen, ilham, mimpi atau perkiraan yang kebetulan tepat.

Mana mungkin hal ini dapat disejajarkan dengan wahyu yang disampaikan Allah kepada Rasul-Nya, dengan disertai penjelasan tentang hal-hal yang bermanafaat dan bermudharat? Membandingkan ilmu yang mereka miliki dengan wahyu ini, sama dengan membandingkan ilmu yang mereka miliki dengan apa yang disampaikan para nabi. Bahkan di sana ada obat-obat yang berasal dari penjelasan wahyu, yang memberikan pengaruh positif terhadap kesembuhan, yang tidak dapat disamai ilmu dokter yang paling pakar sekalipun, tidak pula disamai analogi dan eksperimennya. Kami sudah pernah mencoba hal ini, juga teman-teman kami, yang ternyata memberikan pengaruh yang tidak dapat dicapai obat-obatan macam apa pun.
Ath-Thibb An-Nabawy, hal 11-12.

Mukaddimah Thibbun Nabawy

Segala puji bagi Allah, Tuhan Yang Maha Esa, Maha Perkasa, Maha Mulia lagi Maha Pengampun. Dzat yang merubah malam menjadi siang sebagai peringatan bagi orang-orang yang berpikir, juga sebagai penerang bagi mereka yang mengambil pelajaran.

Allah SWT adalah Dzat yang mengangkat orang-orang pilihan di antara makhluk-makhluk-Nya dan menjadikan mereka sebagai orang-orang yang zuhud terhadap dunia, sibuk dalam ketaatan kepada-Nya, senantiasa berfikir dan merenung, serta mencari bimbingan dan petunjuk-Nya. Allah SWT juga memberikan pertolongan kepada mereka untuk meninggalkan perbuatan-perbuatan dosa dan mendorong mereka untuk senantiasa menambah bekal bagi kebahagiaan akhirat, serta menghindarkan apa yang menimbulkan murka Allah dan menyebabkan kebinasaan, sehingga mereka terjaga dan tetap konsisten di jalan-Nya, meskipun dunia terus berkembang dan keadaan terus berubah.

Kami memanjatkan puji dan syukur kepada Allah dengan sebaik-baik pujian, senantiasa menyucikan-Nya dan berusaha untuk meningkatkannya. Kami bersaksi bahwa tiada Tuhan yang wajib disembah selain Allah, Dzat yang selalu berbuat baik, Dzat yang Maha Mulia, Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Kami bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan utusan-Nya, kekasih dan kesayangan-Nya, yang membimbing manusia ke jalan yang benar. Rahmat dan kesejahteraan Allah semoga tetap dilimpahkan kepada Nabi Muhammad, nabi-nabi yang lain, keluarga dan orang-orang yang shalih.